Senin, 09 Maret 2015

Ini Alasan Kenapa Masakan di Jawa Mayoritas Manis-Manis

Quote:
Ini Khususnya Jawa Tengah lho ya...
Pulau Jawa mempunyai pelbagai kumpulan etnik: Jawa, Sunda di Jawa Barat dan Madura di pulau Madura di Jawa Timur. Kumpulan etnik ini mempunyai masakan berlainan mereka sendiri.

Ada kemiripan pada masakan-masakan tersebut tetapi perbezaan utama terletak pada perisanya. Masakan Jawa Tengah adalah lebih manis dan kurang pedas, sementara masakan Jawa menggunakan kurang gula dan lebih cili, kemungkinan dipengaruhi oleh masakan Madura.

Quote:
Masakan Jawa (tidak termasuk orang Sunda dan Madura) secara besar dibahagikan ke dalam tiga kumpulan utama:

Masakan Jawa Tengah
Masakan Jawa Timur
Hidangan Jawa umum
(sumber wikipedia)

Kita mengenal bahwa masakan Jawa terkenal manis, hal ini dapat dicari benang merahnya dari sistem tanam paksa (Cultuur stelsel).
Tahun 1830, Gubernur General Van den Bosch memaksa petani untuk menanam tanaman komoditas ekspor seperti kopi dan tebu, untuk mengisi kas yang terkuras akibat Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro.

Di Jawa Barat, petani dipaksa menanam teh, di Jawa Tengah dan Timur diharuskan menanam tebu, terdapat seratus pabrik gula,sekitar satu juta petani tebu dan buruh pabrik juga 70 persen sawah harus berganti menjadi lahan tebu, akibatnya, beras menjadi berkurang dan rakyat harus menganti sumber karbohidratnya dengan air perasan tebu untuk memasak.

Ketika Tanam Paksa dihapuskan, bisnis gula dijalankan oleh swasta Belanda, Thionghoa, dan raja Jawa.

Dari sinilah keraton mendapatkan kekayaannya.dan walaupun bisnis gula meredup tahun 1930, pabrik gula merubah gaya hidup keluarga kerajaan Solo dan Jogyakarta, termasuk gaya kulineri yang terbawa dengan memasak makanan yang manis-manis. Sampai Sultan Hamengkubuwono VIII pun terkena sakit gula karena kegemaran beliau akan makan enak.
(sumber: Komunitas Jejak Kisah Sejarah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar